"Puasa berat badan malah nambah! Waduuh-waduhh...Apa yang terjadi ?
***
“Bangun, bangun ayo sahur, nanti kehabisan kue-nya.” kata Mama setiap kali membangunkan Adik-Adik untuk makan sahur.
“Amparan tatak masih ada ?” kata Adik lelaki saya. Matanya kiyup-kiyup. Nyawanya belum genap terkumpul, jalannya juga sempoyongan.
Waktu kecil, setiap bangun sahur Adik lelaki saya selalu mencari kue talam (lebihan) ta’jil.
Itu dilakukannya saban sahur.
Dia pasti membuang selimut dan meloncat dari tempat tidur saat mendengar ancaman Mama. Tujuan utama jalannya adalah meja
makan. Meja makan terletak di ruang keluarga, menyatu dengan ruang makan. Di situ, terletak di bawah tudung saji itulah seperempat loyang amparan tatak ditinggalkan untuknya.
Adik saya mengutamakan amparan tatak (kue talam/wadai basah,
jajanan khas bangsa Banjar Kalimantan Selatan) sebagai makanan pembuka
sahurnya.
Itu puluhan tahun di belakang. Masa kecil meninggalkan jejak kenangan
berharga. Hingga kini Saya suka senyum ingat kelakuan si Adik lelaki.
Beda Adik lelaki dengan kelakuan Anak-Anak Saya.
Si Kembar memilih tidur lepas meneguk air putih. Baginya bulan Ramadhan
tahun ini adalah kesempatan intan mendapatkan berat badan ideal.
Saat Saya tanya alasan puasa tanpa (makan) sahur :
“Di pondok juga begitu,”katanya damai.
Artinya selama 6 (enam) tahun mondok di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, si Kembar meniadakan agenda sahur dan bangun pagi jelang adzan subuh.
Dua Adik lelakinya sedikit agak mendingan, walaupun sama-sama mondok di Jombang
enam tahun (menuntaskan pendidikan SMP dan SMA). Kedua anak lelaki saya masih
menikmati sahur bersama kedua orang tua.
Membangunkan anak makan sahur, tantangan orang
tua. Pengalaman Kami membangunkan anak lelaki relatif lebih mudah. Dua bujang awal 20-an tahun itu dengan sekali-dua kali
tepuk pantatnya— lalu saya keluar dan balik lagi menepuk pantatnya satu kali,
sudah beranjak menjauhi tempat tidur.
Kedatangan kedua kali Ummi-nya menjadi
semacam alarm bahaya. Mungkin lantaran anak lelaki malas berurusan dengan Ibunya.
Balik ke menu sahur
Karbohidrat dari nasi adalah pilihan wajib makanan orang kita. Setiap buka
puasa dan sahur, nasi putih andalan utama wajib ada. Lauk (olahan protein), sayur tersedia, akan tetapi jika tidak
cukup waktu mengolah, maka... kerupuk, telor dadar dan kecap pun jadilah sudah. Eh nasi wajib ada.
Selain menu sahur sarat karbohidrat sederhana makanan rendah serat juga kaya
lemak, minuman manis dengan tambahan gula yang banyak selalu hadir menutup
acara makan sahur bersama. Seolah menegaskan gula amat dibutuhkan
tubuh sebagai cadangan energi sepanjang hari.
Asupan gula, lemak, karbohidrat dari tepung-tepungan serta sulitnya mulut
kita menyuap serat, perkara yang dituding meningkatkan berat badan.
Berbuka
dengan makanan manis, kue basah, nasi putih dan gorengan pemicu
penambahan berat badan selama puasa. Itu yang pernah saya alami. Namun tahun
ini akan disiasati.
Walaupun belum bisa meniadakan minyak dalam olahan makanan, paling tidak
penggunaannya dibatasi secara signifikan. Saat puasa, deraan rasa haus akibat sisa minyak merepotkan tenggorokan.
Air panas
disebut cukup ampuh menggelontorkan sisa minyak berlebih, jadi jika menyesap teh panas manis, takaran gulanya sedikit dikurangi dari porsi biasa
lalu basuh mulut dengan segelas air hangat tanpa perasa.
Varian menu sahur yang perlu ditambahkan adalah buah potong. Beli
buah apa saja yang lagi murah. Potongan timun, semangka, belimbing atau jeruk
manis. Mengunyah buah sebelum makan membantu
mengurangi porsi makan. Makan buah sebaiknya saat perut dalam keadaan kosong
untuk memantapkan PH tubuh normal.
Selain buah, sayur dan air putih hangat, keluarga Kami mulai mengosongkan
toples kerupuk dari meja makan.
Meski belum total menjalani pola hidup sehat, setidaknya menu sahur berikut akan sering ada di meja.
Semua menu tanpa tambahan penyedap. Gurih didapat dari garam dan gula dalam takaran seimbang.
1. Asem-asem ikan kakap
Bahan :
500 gram ikan kakap
5 butir bawang merah
3 butir bawang putih
1 lembar daun bawang
2 buah tomat sedang
3 buah cabe merah
2 buah cabe hijau
1 helai serai
2 cm kunyit
2 lembar daun jeruk.
Cara masak :
Semua bahan bumbu diiris lalu campur jadi satu. Masukkan dalam wajan, beri air secukupnya. Masak dalam keadaan wajan ditututp. Tunggu hingga matang setelah tercium aroma segar ikan.
2. Sop ikan Banjar
Bahan :
500 gram ikan gabus
2 siung bawang putih
1 buah wortel
1 buah kentang ukuran besar
2 lembar Daun bawang dan daun seledri
2 cm kayu manis
3 buah cengkih
1 sdt merica bubuk
Cara masak :
Didihkan 550 cc air lalu masukkan semua bahan. Masak hingga matang.
3. Pepes ikan patin
Bahan :
500 gram ikan patin
Daun pisang dan lidi untuk bungkus
Bumbu : kemiri, bawang merah, kunyit, laos dan serai. Haluskan.
Lalu campur dengan irisan tomat, kemangi dan potongan cabe rawit.
Kukus 15 menit.
4. Udang asem mamis
Bahan :
500 gram ukuran sedang/besar
2 sdm kecap manis.
2 sdm saos tomat botolan.
1 sdt saos tiram.
1 sdt merica bubuk.
1 sdt raja rasa.
1 cm jahe.
2 siung bawang putih.
2 sdm minyak untuk menumis.
Lumuri ikan dengan jeruk nipis, diamkan lalu tumis semua bahan, masukkan ikan aduk rata tunggu hingga matang. Beri tambahan kacang buncis dan wortel rebus. Taburi bawang merah goreng.
5. Misoa tahu kukus.
Bahan dan cara membuat
100 gram misoa.
5 buah tahu putih.
1. Buah wortel ukuran sedang
2 lembar daun seledri.
2 siung bawang putih.
50 gram udang kupas.
1 sdm tepung.
1 biji telor ayam
7 butir telor puyuh
Cara masak :
Haluskan tahu lalu campur dengan semua bahan. Tata dalam loyang yang telah dilapisi plastik. Masukkan ke dalam panci. Kukus hingga matang.
***
Anda mungkin punya menu sahur beda. Apapun menu-nya, makan sahur bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah.
Selamat ibadah sahur. Saat puasa bersahurlah walau sebiji kurma dan seteguk air putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar