Jumat, 10 Mei 2019

Nasi Goreng Kolaborasi


Resep Rahasia Dapur Bunda.

Saat sakit masakan Bunda menyembuhkan lebih hebat dari obat.

Serius!

Mama saya  wanita karier, sibuk di luar rumah. Beliau seorang aktivis dakwah masyarakat, dewan hakim Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kota. Kasi (kepala seksi) Tamaddun (kesenian dan budaya islam) pada kantor kementrian agama kabupaten.

Saban bulan Ramadhan menanggungjawabi kegiatan penyiaran dakwah islam di sebuah station radio swasta kota. Asal orang Amuntai (kal-sel) dan mendengarkan siaran keagamaan yang tayang saat sahur, suara Mama  saya menggema di seluruh pelosok kota hingga desa.

Frekwensi radio menjadi jembatan kegiatan dakwah bil media yang menjangkau hingga pedalaman (Kabupaten HSU) Hulu Sungai Utara.

Sebuah backsound (lagu) pengantar sahur sangat melegenda. Sehingga terkenal anekdot “Belum Orang Amuntai jika kada suah (tidak pernah) dengar musik pengantar makan subuh. Acara Itu disiarkan oleh satu-satunya station radio swasta kota saya (Amuntai kalsel).

Lalu apa hubungan sakit, masakan Bunda, dan musik pengantar tidur eh sahur?

Sedangkan tema tulisan ini adalah Nasi Goreng Bunda?

Baiklah.

Jika dihubungkan pasti dekat, kalau putus artinya sama sekali loss kontak atau tidak ada debaran rasa dalam detak :((

Nasi goreng memang jarang terdaftar sebagai menu sahur. Tahukah Kamu penciptaan nasi goreng dalam keluarga, erat kaitannya dengan “tipu muslihat” diplomasi untuk bilang daur ulang. Peristiwa itu jauh sebelum saya mengenal varian nasi goreng yang diklaim produk kekinian.



Mama saya jago masak walaupun kegiatan di luar rumah banyak. Padatnya aktivitas pendidikan dan dakwah masyarakat  bukan aral Mama merawat gizi keluarga.

Dari Mama saya belajar “Garnish dan  Plathing” (pemanis hidangan atau ornamen hiasan buah-sayur) lalu menata di piring mengandalkan imajinasi serta sentuhan seni berselera tinggi.



Alhasil makanan sederhana di tangan Mama tersuguh  istimewa, memenjara mata.
Mengakali nasi (semalam), biasanya nasi goreng dihidangkan sebagai menu pagi. Selain pertimbangan praktis (cepat berangkat kerja) sisi diplomatis lebih kentara. Reinkarnasi nasi tercipta demikian menggoda.



Masakan Mama less MSG atau tanpa tambahan bahan penyedap sama sekali. Gurih didapat dari persilangan gula garam yang ditakar seimbang. Margarin sebagai pengganti minyak goreng ditambah kecap asin dan minyak ikan melahirrkan sensasi oriental yang kental. 

Mama bukan praktisi boga. Beliau seorang pendakwah atau da’iyah. Namun, ide nasi goreng rumah, siang harinya  bisa jadi diskusi meriah (di pengajian ibu-ibu).

Masakan yang lahir dari tangan ibu kandung mampu menekuk sinyal rindu, betapapun jauhnya. Ada semacam zat penyembuh di luar kekuatan akal sehat menyentuh,

Psikologi ibu anak sedekat urat leher, ini menjelaskan kerinduan yang membuncah pecah dalam rintihan tangis diperparah rasa bersalah.

Seorang anak siapapun dia, paling tidak sekali di hidupnya pernah menderita penyakit “home sick” atau rindu rumah.

Rumah dalam pengertian ini sama dengan liburan, tiduran, malas-malasan seharian kemudian menikmati sop panas atau nasi goreng olahan Mamah. Rumah adalah tempat berkeluh kesah namun tempat yang dirindukan saat terpisah. Rindu rumah sanggup menyedot seluruh daya dan kekuatan. Perhatian dan jejak kenangan yang diikat rumah melekat, dibawa bersama hidup itu sendiri sejauh apapun dia pergi.

Woy. Mana nasi gorengnya ?

Ini dia :



Prinsip dasar nasi goreng adalah dinikmati sesaat setelah dibongkar dari penggorengan. Perkawinan asap tipis dan aroma bumbu dituding pesona sejati nasi goreng. Ornamen pendukung sepertti acar timun, garnish timun, tomat dan wortel juga kerupuk atau sate adalah semata-mata perkara selera.

Walaupun hanya diaduk begitu saja ketambahan bahan dasar gula garam dan kecap asin, itupun sudah jadi sajian menawan. Asal begitu matang langsung serang. Menunda menyantap nasi goreng, apalagi sampai 12 jam kemudian tentu mendangkalkan kecenderungan. Orisinalitas dan esensi  rasa nasi pun  kabur entah ke mana.

Bumbu nasi goreng sebenarnya plat saja, Bahan dasar seperti bawang merah, bawang putih dan merica adalah resep leluhur yang harus dijaga ketat kerahasiaanya. Selebihnya andai menambahkan udang, cumi atau kepiting yang disuir maka namanya adalah nasi goreng seafood.



Nasi goreng spesial kekuatannya di irisan sosis, hati ayam dan cacahan daging ayam. Nasi goreng kambing menghadirkan daging kambing di sana. Nasi goreng hitam kunci utamanya  cumi-cumi. Nasi goreng putih tidak mengenakan saos tomat botolan.

Jika memerlukan warna merah cerah bukan dari tomat botolan, bisa disuakan pada pertemuan cabe merah keriting dan buah tomat segar.

Isyu nasi goreng serupa masalah bangsa, Ibu-Ibu kudu cerdas menghadapi tantangan zaman. Permintaan generasi millenial kerap membingungkan orang tua. Ada saja penamaan aneh untuk menyebut (misalnya) nasi goreng putih dengan nama berbeda.

“Mah bikin nasi goreng putri dong.”

“Apa pula nasi goreng putri? si Ibu yang gaptek, sulit menerjemahkan kemauan anak, padahal yang dimaksud mungkin nasi goreng putih tanpa saos. Disebut putri karena faktor masih perawan, Ternyata. Ahaha... Wah. Anak ada-ada saja kelakuannya.



Jadi kapan dibagi resepnya ?

Oke.

Ini Resep Nasi Goreng. Kolaborasi Mama dan saya.

Bahan utama : Nasi semalam
Bahan pendukung :
Sosis, udang, buncis dipotong 1 cm, jagung manis dipipil, wortel potong kotak.
bumbu : bawang putih dan daun bawang.
Penguat bumbu : Raja rasa botolan, kecap manis, minyak ikan, kecap inggris, minyak wijen. dan saos tiram.
bumbu dihaluskan,tumis masukkan semua bahan selain nasi. aduk hingga harum. campur nasi matikan api kompor. ratakan aduk dan goreng hingga matang.

Bahan mencerminkan output rasa. Soal  rasa selamanya usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Nasi goreng selain tergantung isian, niat mengaduk dan cahaya kebersihan hati terpancar dalam rasa yang hakiki. Coba saja bikin nasi goreng sambil marah-marah. Dalam kesempatan lain aduk nasi goreng, tambahkan semangat cinta, Bismillah dan syukur hingga matang. Walau sama namun saya jamin beda rasa. Rasa di ldah mengikuti rasa akidah (keyakinan).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar