Selasa, 07 Mei 2019

Pondok Jati Kafe



#bloggerperempuan
#30HariKebaikanBPN


Bismillah...

Transformasi Pondok Jati Kafe dalam performa Nature Coffee Corner.
Apakah kamu ingin buka puasa di luar, namun bingung memutuskan  di mana tempat makan ?
Atau kamu dari luar kota Bontang yang ingin menikmati suasana beda ?
Ahaa...ini berita gembira.

Jika masalahnya tempat dan menu kawin jadi satu. Inilah kafe yang wajib kamu datangi.

Tempat favorit keluarga kami.




***

Saat kesunyian malam jadi aktor utama, jalan raya tak ubahnya bagai seorang pemuda kampung yang berjalan tergesa-gesa ingin jadi kaya.

Seratus meter dari jalan raya itu, sebuah area yang tadinya taman milik pribadi menampakkan jati diri. Bersolek dan bergaya walakin tidak mengubah keasliannya. 

Malam menerbitkan semburat keperakan yang memukau. Kolam tanah ditingkahi gemercik air mancur menari bahagia. Muka kolam memesona dalam semburan sinar bulan dan penerangan listrik berkekuatan sedang. Suara penggorengan dan blender beradu padu akan menyuguhkan hidangan.

Aroma cabe merah keriting dengan terasi menyiapkan diri jadi sajian gammi. Makanan yang diklaim warga Bontang kuala sebagai kuliner asli ini menyediakan badan ikan bawis atau ikan putih dan varian seafood lain seperti udang, kerang dan cumi. Cobek tanah menguarkan aroma khas saat api biru memanggang pantatnya.

Riak minyak berdesir dalam setrum panas dan pedas bersamaan. Dinikmati bersama nasi putih yang asap tipisnya masih mengepul, mulut berdesis tanpa jaga image. Kemerahan membalut gerakan bibir yang tiada henti menyuapkan sisa nasi ke atas pangkal lidah.



Add caption


Tuntas dan nasi tak bersisa, bahkan secuil daging ikan yang terselip di sela tulangnya pun tidak luput serangan nakal sang tangan. Puas menikmati sambal gammi dan nasi, sisa minyak disesap ujung telunjuk demikian liarnya. Dan eeee....sendawa mengakhiri semuanya.

Di sini, Kamu temukan suasana alam sebenarnya. Memiliki cita rasa pedesaaan dengan nuansa kayu yang kental. Pokok jati menggoyang badan menerpakan angin sekaligus bayangan. Remang malam dibasuh cahaya bintang meniupkan hawa kesejukkan di mana-mana. Unsur kayu mendominasi kafe berkonsep alam. Tegak berdiri di bawah rimbun daun jati bak kanofi malam.

Ketika pantatmu menindih  salah satu tubuh kursi kayu, langit tak bertiang adalah payung semesta yang sinarnya menerangi qolbu.

Jika Kamu seorang eksekutif muda, jomblo dan berencana buka puasa bersama rekan, area ini harus ada dalam daftar kunjungan.

Mengapa suasana di sana demikian berkesan ?




Karena manajemen memahami  psikologi pelanggan. Tamu, sahabat yang dimuliakan. Setiap tamu begitu berharga.

Mula-mula Kamu disuguhi minuman selamat datang (dengan atau tanpa permintaan). Teh beraroma pandan memenuhi sebuah sloki. Seorang pemberi jasa menyambut hormat. Pemberi saja ini adalah jajaran top manajemen. Mereka tidak enggan menyapa akan tetapi tetap menjunjung etika.

Kafe berpenerangan rendah dengan ornamen lampion bergelantungan. Setiap pilihan tempat duduk begitu istimewa. Kamu boleh bawa keluarga karena di sini setara rumah boga. Pilihan kayu adalah bahan dasar pembuatan tempat duduk di ruang terbuka.

Area yang saling terhubung namun tetap menitikberatkan privasi. Setiap sekat partisi memberitahu kelasnya sendiri. Kamu boleh menikmati masalah hidup dengan bercerita panjang lebar di bawah sinar bulan. Sebuah pojok beratap ijuk pilihan cocok untuk yang berjiwa muda. Dengan fasilitas sorot lampu serupa lentera, bisa saja keluar dari sana masalahmu sirna.

Di sudut lain, sebuah ruang terbuka berfungsi sebagai panggung. Panggung berdinding alam dengan semilir malam menghangatkan. Pada moment tertentu panggung ini merupakan speace live musik yang sengaja didatangkan. Ini bagian lain dari perhatian kepada kebutuhan pelanggan.

Jika kamu penyuka musik jazz. Waduh Saya percaya Kamu bergegas simpan nomor kontak pengelola kafe. Sajian musik jazz baik live atau intrument musik siaga menyempurnakan perasaan anda. Rekomended deh pokoknya.

Jika Kamu yakin musik sebagai penyembuhan, walaupun malam bergerak dewasa tempat ini rela jadi rujukan. Sebuah persinggahan malam yang dicipta sangat sengaja. Nawaitu, mengedepankan sentuhan seni berselera tinggi. Anggun dalam kemewahan nyata.

Di sana terpampang kolaborasi ilmu (teknik sipil) dan seni (arsitekstur) yang menyatu dalam setiap detail bangunan. Di bagian lain yang menyerupai sebuah pendopo, pojok literasi menyediakan ragam bacaan bermutu. Koleksi fiksi dan minat bacaan pengelola dishare untuk dinikmati publik pengunjung.




Kafe Pondok Jati menawarkan suasana kediaman keluarga dengan taman pribadi sebagai primadona.

Bagi Kamu yang butuh tempat rapat outdoor, atau  ingin sepik-sepik proyek, juga yang deal-deal-an bisnis. Pondok Jati siap menerjemahkan keinginan Kamu itu.

Instrumen musik mengalun dalam obrolan kerja bersama rekan kantor. Beberapa tempat duduk disetting  guna memenuhi selera pimpinan perusahaan yang memanfaatkan rapat dikipasi angin alam.

Berada di sini "Kayak di pelataran hotel bintang lima ibu kota," kata Bapak Dr, Mahyuddin (Wakil ketua MPR RI) dalam sebuah kesempatan singgah.

Jika Kamu dari luar kota mengetik kafe Pondok jati Bontang Permai (melalui aplikasi) kendaraan antar Kamu ke tempat ini secepat dugaan. 

Setiap jiwa mencari belahannya. Dan jikalau Kamu datang bersama belahan jiwa, itu bak menghadirkan malaikat bersayap memantra segala bahagia. Rasanya berdua di sana, menikmati suguhan kopi hangat, kentang goreng atau ketan duren gula merah. Saya sangsi ada kafe lain setara kafe pondok jati.




Artinya, pilihan tempat berbuka puasa ini bukan melulu soal harga namun atas nama kelas juga selera. Life style yang tidak bertumbuh dalam hitungan hari.

FYI : Kafe Pondok jati selama Ramadhan buka pukul 16.00-23.30. Reservasi by phone. Jangan terlalu percaya diri datang tanpa memesan. Saya kuatir kamu ditampar hiasan meja : Reserved.

Kabar baiknya Kamu bisa kerjakan sholat maghrib di tempat yang luasnya setara area kafe, full AC.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar