Jumat, 21 Juni 2019

Sepatu Kulit Bufallo










 Sepatu- Sepatu di Ball Room Hotel Equator Bontang.

Kemaren, sepanjang pagi hingga siang Abah  Ketua Pasukan dan saya istrinya jadi bagian panitia manten. Kami sa-mBontang Pemai menempati seksi sibuk sebagai among tamu dan penerima tamu.
Sudah tradisi saban mengemban tugas ini, awalnya kami manis berdiri.

Di tengah acara, saat satu dua orang tamu menyapa “Halo, Pak Fauzan Apa kabar ? “ Abah ketua pasukan, tidak berdiam diri berdiri manis lagi.

Jika hadir berserta istri, tugas tambahan kami saya dan Abah Pak ketua pasukan akan menyambut, menyalami, mendampingi jalan hingga area buffet ekslusif. Kami akan membawa ke tempat duduk  tamu VIP lalu menemani. Selanjutnya mengimbangi obrolan. Sudah tentu makan kami basa-basi.
Kolega dan rekan bisnis macam begini akan ada beberapa orang.



Jika itu pejabat pucuk daerah,  kami di sana hingga  empunya daerah meninggalkan tempat acara. Dan itu berulang. Kami sudah paham tugas tidak biasa dengan cara sangat biasa.

Dan pada acara kemaren….

Saya bukan membahas tamu VIP, melainkan  tertarik dengan sepatu.


Posisi kami di area jantung acara, antara pelaminan dan pintu kedatangan tamu undangan.
Panitia menyediakan kursi supaya tidak penat berdiri. Dengan senyum yang disetting memesona, sepasang garis ketawa wajah saya lelah merayap hingga bawah mata.

Dari tempat kami berdiri, penyambutan tamu penting dilakukan tanpa menggeser fungsi sebagai pengarah tamu VIP. Mata saya sampai lupa mengantuk, padahal sejak sore sampai  malam badan saya kurang istirahat.

Siang kemaren 15 menit jelang jeda waktu zuhur,  pandangan mata saya menyapu sepatu-sepatu yang dikenakan para panitia. Sepatu pria, bukan high heels yang memerindah kaki panitia wanita.

Sepatu adalah  sepasang kasut tertutup yang membungkus kaki. Berfungsi ganda sebagai pelindung, perhiasan dan citra diri. Sepatu disorot pertama menunjuk kelas sosial seseorang.

Walaupun sepatu dari kulit rusa jika kekecilan tetap saja pemakainya menderita. Biar sepatu dari Belanda kalau longgar perlu ganjal juga pada akhirnya.

Pengalaman saya mengenakan sepatu Eropa milik seorang teman dulu, amboy demikian nyaman. Artinya pas sekali di kaki juga dihati. Dari segi harga pasti lebih dari harga beli terasi. 

Dari sisi keamanan,  wah  ini sepatu wajib dinikahi kaki. Dan soal gengsi, saya  bilang:

” Langit tidak perlu mengumumkan bahwa dirinya tinggi”. 

Cukup melirik kaki sekali, harganya bikin dompet mahasiswa menelan ludah lalu pergi.
Kembali ke barisan para alas kaki.

Pagi hari sebelum bertugas, kami duduk berderet di kursi untuk keluarga. Secara tidak sengaja, mata menumbuk sepasang alas kaki seorang wanita. Ibu paro baya  yang duduk persis sebelah saya.
Tidak seperti seorang Ibu lain yang duduk di kursi deret terdepan. Di mana kakinya melantai, menjulur setengah melonjor.

Cukup dari bentuk tumit, merk sepatu menyenyum ke arah saya. Tumit sepatu tebar pesona atau diam saja, harganya sudah membentuk sebuah angka. Setara high heels menantu kerajaan Inggris-lah. Kira-kita.

Ibu di sebelah  saya menyembunyikan sepasang kaki di balik gaun hijau lumut. Menekuk ke belakang dan tersipu.  Telapak busa alas kaki diseret. Rintihannya terdengar terjepit.  Si Ibu sebelah saya melempar sebuah senyum. Saya tidak paham makna senyumnya.

Selanjutnya sambil mengarahkan tamu high heels saya, dua-tiga kali bongkar pasang.

Sepatu sembilan senti itu membentuk kaki dalam rupa sempurna. Andai tidak mengenakan gaun panjang, sepatu itu mengalahkan pesona senyum saya. Namun sepatu tetaplah sepatu.

Sepatu indah bahkan yang pernah dipakai putri Cinderella itu tidak enggan menyiksa. Sepatu kaca keren luar biasa. Namun keren bentuknya setara rasa sakit menghimpit jari-jari kaki.


Sepatu bertumit tinggi, lambang percaya diri sejati. Beberapa orang terlihat membusungkan dada saat mengenakannya. Namun siapa sangka kesakitan itu menghadang secara membabi buta?

Meski penanda status sosial, sepatu tempatnya di kaki. Sepatu, hingga kiamat sudah dekat tidak naik pangkat ke kepala.Tidak pantas.

Setiap kita butuh alas kaki, bisa sepatu kulit buffalo atau sandal jepit merk swallo. Tidak peduli sepatu Kate Middleton atau sandal busa tebal dikaki seorang ibu sebelah saya, sepatu fungsinya melindungi kaki.

Saya pernah membuang sepatu setelah satu jam memakai. Sepatu yang belum dapat dikatakan dicatat murah dalam digit IDR. Namun karena sepatu itu gagal memenuhi standar kenyaman. Maka tempatnya selesai di tempat sampah.

Terlepas dari apa dan siapa kita, menggunakan sepatu adalah tentang fungsi dan rasa nyaman. Harga berbanding lurus dengan imbalan rasa yang dituntut sebuah penciptaan.

Sepatu, tempatnya di kaki. Jika demikian carilah sepasang sepatu yang cocok di hati, nyaman di kaki. Satu pasang sepatu dengan ukuran tepat dapat menyempurnakan fungsi ketimbang belasan sepatu hanya jadi koleksi.

Dari kejauhan saya melihat kerabat dekat sang pengantin. Saat mata menembak kakinya, amboy alas kaki bertransformasi dari high heels menawan kepada sandal rumahan yang nyaman. Untuk saya sepatu plat cukup mendinginkan kaki yang terhimpit sepatu tumit tinggi sepanjang siang.


Selasa, 14 Mei 2019

Naskah Sambutan Panitia Diskusi Panel

Ahwal Asy-Syakhsiyyah (AS) 
Semester II
10 Ramadhan 1440/15 Mei 2019
Tempat : Lantai II gedung Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta.


Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kapada yang terhormat :
Ketua jurusan syariah Bapak Eko Nursalim., M.Si.
Ketua Program Studi Bapak H. Zanuar Anwar., Lc. MA.
Dosen hukum islam sekaligus pembicara diskusi panel Bapak Hasan Sabran., Lc., MA
Pakar kesehatan reproduksi Bapak dr. Rahmat., Sp.Og.
Dosen pengampu mata kuliah Tarikh Tasyri' Ibu Hajjah Rusmiati Indrayani., S.Ag., M.Pd
Teman-teman Panelis dan hadirin sekalian.

Dan sungguh KAMI telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian KAMI menjadikan air lelaki (air mani)nya disimpan dalam tempat (rahim) yang kokoh. Kemudian air mani itu KAMI jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu KAMI jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu KAMI jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu KAMI bungkus dengan daging. Kemudian KAMI menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta Yang paling Baik.

Pengertian KB menurut undang-undang kependudukkan dan pembangunan keluarga sejahtera nomer 10 tahun 1992 adalah : upaya meningkatkan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran dan pembinaan ketahanan keluarga. 

Layaknya makan-minum, berkeluarga ( hubungan suami istri) juga kebutuhan dasar biologis manusia. Untuk menurunkan resiko kehamilan, alat kontrapsepsi digunakan. 

KB dan penggunaan alat kontrasepsi serupa dua sisi mata uang. Saling melingkar membuhulkan lagu cinta dalam irama dan nada. 

Informasi yang benar tentang KB menumbuhkan kesadaran prinsip guna meraih kemapanan keluarga jangka panjang. Orang menyebutnya keluarga sejahtera. Enak didengar dan perlu:))

Saudara sekalian...

Anak adalah hasil kerjasama kedua orang tua, dari rencana hingga pendidikannya menuju usia dewasa. Benar, warisan harta membekali hidup anak namun iman kepada Allah adalah pondasinya. 
Antara ketahanan iman dan pangan, imanlah yang harus didahulukan. 

Keluarga kecil sejahtera merupakan semboyan KB bangsa Indonesia. Perkara sulit bagi orang tua dengan jumlah kelahiran anak setahun sekali. Konsep KB bukan membatasi hanya jarak kelahiran  yang diantisipasi. 

Masalahnya, kehamilan jadi bukti hubungan suami istri. Penggunaan alat kontrasepsi tepat, secara signifikan terbukti menekan tingkat kehamilan.

Sampai sekarang, dilemma penggunaannya bak api dalam sekam. Konflik batin melanda kaum ibu yang ketakutan. Sementara vasektomi atau KB laki-laki tidak dibenarkan. Duh gusti!
Sebagai calon praktisi hukum dakwah masyarakat, kita akan bersinggungan dengan soalan ini. Cepat atau lambat. 

Paparan tadi entry point diskusi ini digelar.

Tentu saja kami membutuhkan pencerahan dari dua pembicara kapabel dibidangnya. 
Terima kasih Bapak Hasan Sabran LC., MA. Sosok ke-Bapak-an, tawadhu’ dengan penguasaan hukum islam mumpuni. 

Dan tamu matahari kita, seorang  ahli kandungan terbaik Sangatta punya. Beliau adalah rujukan ibu-ibu dengan keluhan dan penanganan persoalan reproduksi wanita. Masalah terbesar yang dialami kaum hawa.

Selamat siang dokter Rahmat. Sp,OG. Assalamualaikum. Selamat datang di kampus STAIS.

Lanjut...

Acara ini terselenggara berkat dukungan Ketua Jurusan Syariah Bapak Eko Nursalim., M.Si
dan Ketua Prodi Ahwal Asy Syakhsiyyah. Terima kasih, Bapak-Bapak.

Memang, bagus sekiranya kegiatan ini digelar lebih terbuka, next mungkin kita masih punya agenda (insyaallah). Namun persiapan waktu 10 hari dengan maksud menyemarakkan bulan suci, scope kegiatan baru menjangkau teman angkatan plus perwakilan kelas sebagai undangan.

Kami tidak menutup mata untuk mengatakan Ibu Indrayani adalah inisiator kegiatan. Dosen pengampu yang membuka wawasan mengenai penerapan hukum islam di era modern. 
Terima kasih Ibu.

Ketua panitia mengaplus kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama tim kelas as..II. Teman-teman, kalian sungguh luar biasa. Baguus :))

Banyak silaf dalam gelaran namun sampai di situ kemampuan. Dari kekurangan kami belajar meningkatkan. Menyiapkan acara lebih mantap ke depan. 

Sekali lagi terima kasih,

Dan... mohon perkenan Ketua Jurusan Bapak Eko Nursalim memberi sambutan sekaligus membuka Diskusi Panel.

Jembatan kayu jembatan besi, saya ucapkan Selamat berdiskusi. Selama diskusi berlangsung tolong tidak melakukan kegiatan swafoto atau selfie-selfie.

Wallahul muafiq ila aqwamithoriq.

Assalamu'alaikum.



Senin, 13 Mei 2019

Aktif saat Puasa



Google.com





Hari Rabu agenda kelas Sejarah Legislasi Hukum Islam (Tarikh Tasyri’) adalah menggelar diskusi panel. Panitia menghadirkan seorang dosen pakar hukum islam alumi Timur Tengah dan ahli kesehatan reproduksi (Obgyn). Persiapan dua minggu membekaskan serba-serbi penuh kejutan. Kerjasama kuat, team kelas berusaha keras dan bekerja cerdas.

Hampir tertutup celah meninggalkan acara yang akan dilangsam pada 10 Ramadhan 1440 H (15 Mei 2019). Ketua panitia (sie. Acara) mengatakan—semacam intimidasi bagi warga kelas. “Jangan coba-coba merekayasa alasan bolos. Di mata saya kamu tidak akan lolos. Jika nekad. Saya,“ katanya serius, “saya adalah orang pertama yang maju ke Ibu minta penundaan nilai “ Wow! Giliran saya speachless.

Intensitas ke kampus meningkat dari jadwal mengajar reguler. Bontang-Sangatta dengan kondisi jalan yang “aduhai,” cukup mengganggu tidur selama berkendara. Biasanya karena setir dibanting menghindari lubang jalan atau rem diinjak tiba-tiba. Lisan  membunyikan asma Allah spontan. “Allah.” Mengudara dari mulut saya.

Poros Bontang-Sangatta
Perbaikan jalan poros Bontang-Sangatta dikebut. Rekayasa lalu lintas—buka-tutup— jalan raya memaksa mobil berhenti sekejab. Sekejab itu bisa 7, 10 bahkan 20 menit. Kondisi kendaraan yang ramai lancar berasa berkendara di jalan ibu kota.

Jika malam hari, sepasang mata merah di belakang kendaraan menyilaukan mata. Bukan merah hantu marah melainkan urutan mobil dalam formasi arak-arakan memecah kesunyian hutan.

Puasa tahun ini seperti tahun lalu, aktivitas saya tetap dari itu ke itu. Amaliah harian, zikir, qur’an, ibadah malam dan menjahit. Menjahit saya kerjakan sebagai pengalihan perhatian. Angkat pantat dari depan komputer, saya panjat tangga berjalan ke lantai dua. Di situ tersedia meja mesin jahit hitam untuk merakit potongan bahan.
Bupati Kutai Timur Bapak Ir. H. Ismunandar, MT.

Dengan view kafe alam, saya nyatakan terbang pikiran bawaan komputer di bawah tadi. Kepala kembali ringan saat melanjutkan edit tulisan.

Saya memotong dan menjahit sendiri pakaian. Dari daster rumahan hingga kebaya brukat pesta tentu saja setiap pamer ke teman “Eh, ini baju jahit sendiri, loh.” Bukannya setuju, lawan bicara menatap lekat mata saya. Sepasang alisnya merapat menjanin tatapan mustahil. Kata pertama adalah tidak menyangka “Ah, massa sih.” Jawaban agak sedikit adem adalah “Ooo.”

Dengan setengah tidak peduli, bahasa tubuhnya tetap sama, tidak percaya itu karya saya. Tuhan! Engkau melihat apa yang aku lakukan, saya ini orang baik-baik kok :))

Mendapati tatapan, kesangsian bahkan penolakan tidak serius, saya semakin geli dan bergurau memertontonkan keahlian amatir ini. Karena menjahit menggunakan pola siap pakai ukuran diri sendiri, otomatis hanya fokus memroduksi pakaian jadi bagi diri dan kedua putri (saya, si kembar). Maaf untuk berterus terang tidak terima jahitan.

Di hari lain...

Ketika diundang acara pembukaan pelatihan MC (Master of Ceremony) kami menyepakati banyak perkara mendasar. Ini dia kegiatan saya yang lain. Mengajar lagi kelas MC dan Pengembangan Pribadi.

Dalam forum (baik di ruang kelas mahasiswa atau kelas pelatihan MC) saya menata mekanisme kebebasan berpendapat. Jika ada yang ingin disampaikan, acungkan tangan. Ketika satu tangan terangkat—penanda dia siap bicara,  seluruh anggota kelas siap mendengar. Ini jitu, persis wasit saya akan menunda pembicara tadi jika kelas belum kondusif.

Langkah kedua, biasanya saya “memaksa” mahasiswa atau peserta pelatihan untuk membiasakan menulis pertanyaan. Jangan terlalu percaya diri bicara tanpa persiapan. Pertanyaan yang dibaca lebih sistematis ketimbang merangkai kalimat namun kebanyakan lupa, akibatnya “eeee...uuu, apa tuh namanya dan sebagainya. Selalu saya jawab “Tidak tahu” jika keluar pertanyaan...eeee, apa tuh namanya ?

Di kelas psikologi saya mengatakan “ Lihat matanya jika ingin menguji kejujuran seseorang dan dengari pertanyaannya,  jika mau mengetahui isi kelapa eh kepala atau kecerdasan otaknya.

 Menulis kalimat tanya mulailah dengan prosedure standart 5 W 1 H, aman kalau itu.
Apa untuk pertanyaan dengan jawaban ala kadarnya. Mengapa jika menanyakan alasan dan bagaimana adalah pertanyaan mengenai cara atau metode. Kapan dan siapa. Gunakan itu secara disiplin lalu rasakan bedanya kamu dulu dan sekarang. Cobalah!

Walaupun puasa, kegiatan domestik juga sama, tidak berubah. Saya menunaikan tugas rumah tangga tanpa asisten. Menjemur pakaian, menyetrika juga memasak. Urusan dapur dan makanan, anak-anak menagih bikinan Umminya.

Artinya, dengan kegiatan memberi kuliah, aktivis dakwah masyarat dan ikutan khotmil qur’an ( satu juz saya rampungkan 25 menit), menulis menjadi satu-satunya tanda cinta sebenarnya. Termasuk memerikan kemesraan berTuhan juga dengan menulis, benar ?

Bagaimana kita paham kedekatan mendalam Rabia’ah sang Sufiah dan El Rumi, mereka dilanda kedahsyatan cinta kepada Rabb-nya ? Hanya satu cara, ada penulis menulis untuk kita.


google.co
Kiranya menulis bukan cuma terapi, menulis adalah inti kedalaman, tanda syukur dan cara praktis berbagi. Dakwah bil Pena saya menyebutnya. Tulislah, tulis apa saja dan share selagi bisa, sebelum segalanya hanya tinggal nama. Menulislah untuk Memuliakan Guru Menulismu (Mentor). Menulislah sebagai pemberitahu kamu, muridnya selamanya meski dia lupa bahkan tidak niat ingat siapa kita.

Menulis sebagai tanda kamu ada. Bukankah jika mati, tulisan di blog ini tetap lestari ?
Belum ada kejadian orang mati bawa flash disk file tulisan.

So... Siapa saja silahkan ambil manfaat di sini. Tidak bersyarat dan kayak mangga depan rumah saya, selama ada ambil saja. boleh. Pun jika tanpa izin.

Untuk penulis pemula kayak sayak, sebenarnya ada satu blog menulis terbaik. Recommended deh. Sayang saat hari ulang tahun saya dua tahun lalu, blog itu hilang, kabarnya pergi ke Cina. Allahu'alam.



Minggu, 12 Mei 2019

Manfaat Kangkung untuk Ketombe



sumber gambar : Pinterest.com



“Maka-nya sering basuh rambut, biar gak ketombe-an,” katanya berlalu sambil garuk kepala. Di atas bahu serpihan sisik keputih-putihan itu menerpa sisi baju.

Desisnya menunjukkan alamat serangan gatal. Dia berlalu meninggalkan ruangan, kesal. Mengabaikan sepasang mata yang menguntit gerakan tangannya menggaruk. Sepasang mata yang tidak melepaskan punggungnya hingga halangan pintu kantor membekuk.

Adegan di atas, seperti semacam tontonan difence mechanisme (pembentukan reaksi yang menampakkan emosi). Masalah ketombe yang dialami dan nasihat gratis. Aksi yang dilakukan kayak bumerang balik pada pemilik.



Pernah mengalami masalah ketombe ?

Ada semacam perasaan was-was, jangan-jangan bau  rambut menyerempet hidung orang-orang. Gak enak perasaan, apalagi kalau se-ruangan dengan.... Dengan siapa saja yang bikin perasaan mendadak gak karu-karuan. Orang itu bisa dosen pembimbing yang revisi-an kita gak kelar-kelar. Persis atap rapuh, ada saja salah. Perbaiki ini, itu dicoret. Halaman 7 selamat halaman 17 dispidol merah.

Atau kamu kurang sreg, teman duduk bangku belakangmu pengampu kepribadian ekstrovert parah. Nafsu mengaturnya Kamu cibir tiga semester.

Tapi dasarnya teman sekelompok, ya.. Mau gak mau harus ketemu Blio saban presentasi tugas kelas. Kepada dia kamu harus terima kasih.

"Terimakasih ? Hellow?"

"Eh...Benar." :))

Lantaran mulut longgarnya: “Heh..rambutmu butuh shampo kangkung, usir ketombe, Gih.”

"Hheeyyaaaah.." Sampai kapanpun Kamu gak lupa bunga hidungnya yang mekar berwarna, Kamu syok kayak katak kehilangan kakakkan.

“Basuh rambut sesering mungkin.” Benarkah ampuh atasi ketombe ?

Ganggguan ketombe adalah masalah purba manusia. Diderita umum oleh pria juga wanita. Bagi praktisi hijab, ketombe yang menjangkiti kulit kepala tambah rumit penanganannya.

Ketombe menjejalkan rasa gatal. Pada ketombe kering yang bercampur keringat, rasa gatal menimbulkan gangguan tidak main-main. Keadaan jadi serba salah, digaruk tambah gatal dibiarkan seperti menyilakan rombongan semut beredar. Kepala jadi senewen.

Handayani (2004) mengatakan : ketombe adalah kelainan pengelupasan sel stratum kornceum kulit kepala yang terjadi lebih cepat dari seharusnya. Kotembe membentuk sisik berukuran 2 (dua) milimeter, berwarna keputih-putihan dan menyebabkan rasa gatal. Ketombe terjadi karena penumpukan sel epidermis kulit kepala paling atas dalam jumlah tidak terkontrol.

Lebih dari 50 persen penduduk dunia mengalami problem ketombe. Ketombe disebabkan oleh jamur yang berkembangbiak liar. Ketombe bukan penyakit mematikan. Bak sariawan, rendah bahaya tetapi rasanya tidak nyaman.



Ada dua jenis ketombe kering dan basah. Dua-duanya masalah. Ketombe kering bagai salju meng-awan di musim salah. Ketombe basah, "waduh"...jangan sampai. Baunya memalukan.

Selain memangkas angka percaya diri, ketombe basah memengaruhi kesehatan kulit kepala dan ketahanan akar rambut. Rambut mudah patah, akar rapuh, bau lembab mengurung bau busuk.

Aroma tidak sedap yang dikempet, kena angin kepepet, bisa saja keceplosan menampakkan diri,  Rambut kepala "berkibarlah benderaku". Di tempurung jilbab pun ketombe basah tidak menjamin pemilik rambut bebas bau.

Jadi bagaimana menanganai ketombe ?

Manfaat kangkung untuk ketombe.

Selain segudang manfaat lain, kangkung bisa digunakan sebagai obat tradisional basmi ketombe.

Mengandung senyawa aktif fitokimia seperti flavonoid, alkaloid dan tannin. Atasi jamur P. Ovale yang bersarang di kelenjar kulit kepala (sebum). Sebum sebagai antioksidan membantu menekan pertumbuhan jamur di kulit kepala.

Amprasto (2007:27) mengatakan : “kangkumg(ipomea acuatiqa) adalah sejenis tanaman yang memiliki batang berbentuk bulat panjang, berbuku-buku dan banyak menjalar di permukaan air. Batang merayap merdeka dengan akar rambut yang bersembunyi di bawah permukaan air.
Kangkung makanan serat kaya gizi, mudah didapat dengan harga ekonomis.

Rupiah yang ditumpahkan untuk seikat kangkung bukan apel to apel  harga apel. Satu kilo apel, uangnya bisa angkut kangkung 7 (tujuh) ikat. Jika  7(tujuh) ikat diparoh 14 bagian, lalu rebus saban pagi untuk 14 hari. Saya percaya, penyembuhan ketombe apalagi ketombe basah meningkat signifikan. Serius!

Caranya :

Rebus kangkung separo ikatan dalam air mendidih (tentu setelah dibuang akar dan cuci bersih). Biarkan hingga lunak dalam rebusan air di panci. Matikan api kompor, tunggu dingin. Gunakan masker kangkung menyerang rambut berketombe.

Disiplin jadi kata kunci berubah. Dapatkan kesembuhan, jangan putus tengah jalan. Raih rambut bebas ketombe bersama sang kangkung sampai terbukti.

Insensitas harian penggunaan maskar kangkung tentu berbeda hasil jika dilakukan mingguan apalagi jarang-jarang. Komitmen sembuh dan usaha teratur sepadan mengganjar keseriusan,

Teratur dari sisi waktu, terukur dalam kuantitas kangkung yang digunakan. Penggunaan berlebih berdalih cepat pulih tidak menaikkan nilai penyembuhan, malah terbuang sia-sia, Gunakan kangkung sesuai takaran, pas dan seimbang.

FYI : Rebusan kangkung segar lebih berkhasiat.

Lakukan langkah terus, jangan berhenti kecuali sembuh. Dapatkan rambut sehat bebas ketombe dari bahan terjangkau dan ada sekitar.

Jika bosan untuk rambut, bikin cah kangkung sebagai varian menu harian. Sehat di mulut sembuh di rambut.

Selamat mencoba walaupun puasa.

Bismillah.
GBU.

Sabtu, 11 Mei 2019

Bibir Ayla


sumber gambar : women pepper

"Tabarruj" atau berhias adalah budaya kebodohan (adat jahiliah, maka jangan kamu lakukan). Demikian al-qur’an memberitakan.

Mari mengendorkan ketegangan. 

Karena anjuran menata (nafsu) mata pemuda adalah, “ Tundukkan pandangan atau berpuasalah.” Puasa jadi jurus sakti menegah kekotoran pikiran menjalar merdeka. Ini bulan puasa, saatnya menimba ilmu dan tancap gas mengamalkannya.

Jika hukum berhias adalah haram (jiddah), maka tidak seorang pun warga neraka berjenis kelamin laki-laki. Statistik mengisyukan bangsa perempuan distempel lebih banyak sebagai penghuni.

Menganggap alasan subtsansi tulisan ini dipublish. Saya ingin sedikit lancang menyerukan, “Jangan picik memahami piqh.” Fanatik buta tidak menghasilkan apa-apa, kecuali sakit kepala. Bengkak hati melihat kondisi ummat mengangkangi nilai agama nan fitri.

Sudah jelas berhias atau tabarruj itu haram mengapa dilakukan ?

Mari berpusing ria. Kita diskusikan situasi juga solusi.

“Allah itu indah (jamil) dan menyukai keindahan.”


Ketika kita menghadiri sebuah pesta.

Pasangan pengantin adalah primadona. Semua mata tertuju padanya. Secara penampilan, kostum mereka berdua di atas (rata-rata) tamu yang datang. Riasan kepala, ornamen busana bahkan alas kaki yang dikenakan, semua dihias menawan.

Sekeliling ruangan pesta, dinding bersolek, lampu gantung menjulur, makanan buffet, set prasmanan mewah dan tentu saja pelaminan.

sumber gambar : pinterest

Pelaminan atau tempat duduk pengantin diapit kedua orang tua masing-masing. Pesonanya menyita perhatian mata lebih dari apapun. Di sana tempat utama mengabadikan kenangan. Walaupun tersedia tempat selfie atau swafoto, berfoto bersama kedua mempelai menjadi momen berharga. 

Karena foto adalah jejak kenangan paling nyata, maka seseorang yang pergi kondangan akan mengatur penampilan menghadiri pesta. Busana terbaik yang disesuaikan tempat dan waktu acara. Tas tangan machting high heels. Kebaya dipadupadankan senada. Penampilan sempurna melenggang di lantai pesta. 

Riasan juga gaya rambut (ornamen jilbab) menyesuaikan penampilan keseluruhan. Make up wajah natural lebih diminati. Namun ada juga peserta pesta  setengah mati menutupi pori-pori. Wajah dilukis bagai berlapis. Bermaksud cantik demi mengelabui angka usia, seronok menyelakkan mata orang melihat. 

“Nhaa...” Kaget, dan

“Ooh...” Maklum.

Senyum pemakluman yang disandarkan kepada pelaku riasan. Sudah kelakuan. 

Nah loh.

Berbeda dari  riasan pesta namun bukan berarti kurang berdaya, saya berpendapat beda. Berhias hukumnya wajib. 

Jika hukum islam dikembangkan dalam konteks lebih luas, hukum berhias bisa jadi wajib, sunat, makruh, mubah dan haram. Tergantung niat, kapasitas, dan waktu berhias dilakukan.

Hukum berhias haram dilakukan seorang istri yang keluar rumah dengan tujuan liar dan dosa. 

Sementara hukum berhias sunat selama dilakukan sederhana, penyerta penampilan dan menimbang lebih banyak manfaat. Situasinya. Misal seorang pemateri sebuah diskusi panel. Pemateri perempuan tampil tidak dibuat-buat namun memikat, daya tariknya riasan wajah.

Jumat, 10 Mei 2019

Nasi Goreng Kolaborasi


Resep Rahasia Dapur Bunda.

Saat sakit masakan Bunda menyembuhkan lebih hebat dari obat.

Serius!

Mama saya  wanita karier, sibuk di luar rumah. Beliau seorang aktivis dakwah masyarakat, dewan hakim Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kota. Kasi (kepala seksi) Tamaddun (kesenian dan budaya islam) pada kantor kementrian agama kabupaten.

Saban bulan Ramadhan menanggungjawabi kegiatan penyiaran dakwah islam di sebuah station radio swasta kota. Asal orang Amuntai (kal-sel) dan mendengarkan siaran keagamaan yang tayang saat sahur, suara Mama  saya menggema di seluruh pelosok kota hingga desa.

Frekwensi radio menjadi jembatan kegiatan dakwah bil media yang menjangkau hingga pedalaman (Kabupaten HSU) Hulu Sungai Utara.

Sebuah backsound (lagu) pengantar sahur sangat melegenda. Sehingga terkenal anekdot “Belum Orang Amuntai jika kada suah (tidak pernah) dengar musik pengantar makan subuh. Acara Itu disiarkan oleh satu-satunya station radio swasta kota saya (Amuntai kalsel).

Lalu apa hubungan sakit, masakan Bunda, dan musik pengantar tidur eh sahur?

Sedangkan tema tulisan ini adalah Nasi Goreng Bunda?

Baiklah.

Jika dihubungkan pasti dekat, kalau putus artinya sama sekali loss kontak atau tidak ada debaran rasa dalam detak :((

Nasi goreng memang jarang terdaftar sebagai menu sahur. Tahukah Kamu penciptaan nasi goreng dalam keluarga, erat kaitannya dengan “tipu muslihat” diplomasi untuk bilang daur ulang. Peristiwa itu jauh sebelum saya mengenal varian nasi goreng yang diklaim produk kekinian.



Mama saya jago masak walaupun kegiatan di luar rumah banyak. Padatnya aktivitas pendidikan dan dakwah masyarakat  bukan aral Mama merawat gizi keluarga.

Dari Mama saya belajar “Garnish dan  Plathing” (pemanis hidangan atau ornamen hiasan buah-sayur) lalu menata di piring mengandalkan imajinasi serta sentuhan seni berselera tinggi.



Alhasil makanan sederhana di tangan Mama tersuguh  istimewa, memenjara mata.
Mengakali nasi (semalam), biasanya nasi goreng dihidangkan sebagai menu pagi. Selain pertimbangan praktis (cepat berangkat kerja) sisi diplomatis lebih kentara. Reinkarnasi nasi tercipta demikian menggoda.



Masakan Mama less MSG atau tanpa tambahan bahan penyedap sama sekali. Gurih didapat dari persilangan gula garam yang ditakar seimbang. Margarin sebagai pengganti minyak goreng ditambah kecap asin dan minyak ikan melahirrkan sensasi oriental yang kental. 

Mama bukan praktisi boga. Beliau seorang pendakwah atau da’iyah. Namun, ide nasi goreng rumah, siang harinya  bisa jadi diskusi meriah (di pengajian ibu-ibu).

Masakan yang lahir dari tangan ibu kandung mampu menekuk sinyal rindu, betapapun jauhnya. Ada semacam zat penyembuh di luar kekuatan akal sehat menyentuh,

Psikologi ibu anak sedekat urat leher, ini menjelaskan kerinduan yang membuncah pecah dalam rintihan tangis diperparah rasa bersalah.

Seorang anak siapapun dia, paling tidak sekali di hidupnya pernah menderita penyakit “home sick” atau rindu rumah.

Rumah dalam pengertian ini sama dengan liburan, tiduran, malas-malasan seharian kemudian menikmati sop panas atau nasi goreng olahan Mamah. Rumah adalah tempat berkeluh kesah namun tempat yang dirindukan saat terpisah. Rindu rumah sanggup menyedot seluruh daya dan kekuatan. Perhatian dan jejak kenangan yang diikat rumah melekat, dibawa bersama hidup itu sendiri sejauh apapun dia pergi.

Woy. Mana nasi gorengnya ?

Ini dia :



Prinsip dasar nasi goreng adalah dinikmati sesaat setelah dibongkar dari penggorengan. Perkawinan asap tipis dan aroma bumbu dituding pesona sejati nasi goreng. Ornamen pendukung sepertti acar timun, garnish timun, tomat dan wortel juga kerupuk atau sate adalah semata-mata perkara selera.

Walaupun hanya diaduk begitu saja ketambahan bahan dasar gula garam dan kecap asin, itupun sudah jadi sajian menawan. Asal begitu matang langsung serang. Menunda menyantap nasi goreng, apalagi sampai 12 jam kemudian tentu mendangkalkan kecenderungan. Orisinalitas dan esensi  rasa nasi pun  kabur entah ke mana.

Bumbu nasi goreng sebenarnya plat saja, Bahan dasar seperti bawang merah, bawang putih dan merica adalah resep leluhur yang harus dijaga ketat kerahasiaanya. Selebihnya andai menambahkan udang, cumi atau kepiting yang disuir maka namanya adalah nasi goreng seafood.



Nasi goreng spesial kekuatannya di irisan sosis, hati ayam dan cacahan daging ayam. Nasi goreng kambing menghadirkan daging kambing di sana. Nasi goreng hitam kunci utamanya  cumi-cumi. Nasi goreng putih tidak mengenakan saos tomat botolan.

Jika memerlukan warna merah cerah bukan dari tomat botolan, bisa disuakan pada pertemuan cabe merah keriting dan buah tomat segar.

Isyu nasi goreng serupa masalah bangsa, Ibu-Ibu kudu cerdas menghadapi tantangan zaman. Permintaan generasi millenial kerap membingungkan orang tua. Ada saja penamaan aneh untuk menyebut (misalnya) nasi goreng putih dengan nama berbeda.

“Mah bikin nasi goreng putri dong.”

“Apa pula nasi goreng putri? si Ibu yang gaptek, sulit menerjemahkan kemauan anak, padahal yang dimaksud mungkin nasi goreng putih tanpa saos. Disebut putri karena faktor masih perawan, Ternyata. Ahaha... Wah. Anak ada-ada saja kelakuannya.



Jadi kapan dibagi resepnya ?

Oke.

Ini Resep Nasi Goreng. Kolaborasi Mama dan saya.

Bahan utama : Nasi semalam
Bahan pendukung :
Sosis, udang, buncis dipotong 1 cm, jagung manis dipipil, wortel potong kotak.
bumbu : bawang putih dan daun bawang.
Penguat bumbu : Raja rasa botolan, kecap manis, minyak ikan, kecap inggris, minyak wijen. dan saos tiram.
bumbu dihaluskan,tumis masukkan semua bahan selain nasi. aduk hingga harum. campur nasi matikan api kompor. ratakan aduk dan goreng hingga matang.

Bahan mencerminkan output rasa. Soal  rasa selamanya usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Nasi goreng selain tergantung isian, niat mengaduk dan cahaya kebersihan hati terpancar dalam rasa yang hakiki. Coba saja bikin nasi goreng sambil marah-marah. Dalam kesempatan lain aduk nasi goreng, tambahkan semangat cinta, Bismillah dan syukur hingga matang. Walau sama namun saya jamin beda rasa. Rasa di ldah mengikuti rasa akidah (keyakinan).


Kamis, 09 Mei 2019

Godaan Soto Ayam


Soto ayam, siapa suka makanan gurih berkuah ini ?

Jawab : Saya.



Yup. Saya adalah penyuka soto ayam kelas berat. Saking sukanya soto ayam,  sehingga dalam sebuah kumpulan cerita pendek yang dibukukan,  terdapat satu cerita meminjam soto ayam sebagai latar. Deskripsi mengenai soto ayam adalah tentang kebiasaan saya masa kuliah.

Perkenalan dengan soto ayam (soto lamongan) terjadi tidak sengaja. Waktu itu pukul 00.00, ketika Arifah dan Saya—teman se-kamar plus sohib sama-sama di PMII pulang rapat— Menyusuri jalan pertigaan jalan Adisutjipto dan Timoho. Di sisi badan jalan mepet pagar kampus pasca sarjana UIN, Kami singgahi warung soto. Penjual menyambut suka cita, terlihat raut berserinya.



"Mari Mbak silahkan," katanya melempar senyum. Senyum khas penjual gembira kedatangan uang. Nalurinya bilang  dua gadis remaja berjilbab yang mendekat itu mahasiswa kampus islam.

Masih ada Mang? kata Arifah. Maksudnya menanyakan apa stok soto ayamnya komplit,

"Untuk Mbak berdua masih cukup," katanya sopan sambil mengelap tangan.

Warung itu diterangi listrik berkekuatan berat. Keadaan terbalik dengan sempadan kali gajah wong yang kelam pekat. Wangi bumbu soto menabrak penciuman, desing kompor gas bertenaga penuh kalap menghajar bokong dandang.

Kompor bekerja saat malam telah lelah. Seorang pegawai warung berjongkok menata mangkuk. Lainnya sibuk bersiul keringatan. Tangannya memutar dan mengikat plastik begitu kuat. Baginya, mengikat plastik serupa menjerat hati pelanggan supaya datang (lagi) demi soto ayam.

Di sana di warung beratap terpal biru, angin malam mengirimkan hawa salju puncak merapi.
Aroma soto ayam lamongan menggelar lapak godaan. Perut yang dijajah lapar berteriak liar minta kemerdekaan.




Dan

"Makasih Mang" kata Arifah menyurungkan uang.

Warga Betawi ini harusnya menyebut Cacak atau Mas untuk orang Jawa bukan Mamang . Ah..biar saja. Kebiasaan Arifah tidak perlu menyekat jarak pertemanan Kami. Suka-suka Dia untuk Mas atau Mang pada Abang penjual. Eh kenapa Abang, juga ?! :))

"Loh?" kata Arifah sedikit agak kaget. Logat Jakarta-nya menaik..

“Iya gak papa,” senyum arif lelaki setengah baya.

 "Makasih," cengkok Arifah kental nafas ibu kota.

“Kost di Sapen, ya ? logat berat Jawa Timur-an bertanya. Khasnya suara lelaki bariton, berat.

Linglung Arifah,

Lalu...

"Hehe..." Arifah nyengir kuda, walau lebih bagus tidak senyum saja.

"Dia belum bilang terima kasih. Eh sudah ding." lanjut, saya yang tiba-tiba gagu.

Kaki kami akan beranjak pergi.

"Makasih Mas “ kataku memutar leher, latah.  Menyikut tangan arifah, lalu melaju menjauhi warung si Mas-Mas nya

Jalanan Timoho bersampingan komplek kuburan. Lalu lintas lengang. Aroma kamboja seketika menikam keangkuhan ego.

Melewati kuburan tengah malam, jalan depan kampus sepi, menyiutkan nyali padahal saban hari jalan itu dilewati. Angin puncak merapi menyusupkan dingin aroma melati.

"Hallo Mbaaak...."  Suara seseorang bertudung gelap menyapa. Sekujur hitam, besar dan berbulu-- kecuali gigi putihnya menunjukkan tampang. Hiiiiiks... andai itu kejadian, pastilah saya yang penakut ini lari tunggang langgang tidak karuan.

Kami memercepat langkah, walaupun tidak ada yang lewat. Lalu menyeberang jalan dan menyusuri sisis selasar kampus fakultas syariah. Pulang ke kost.

"Ken— ?"

"Bayar separo!” kata Arifah menjawab ingin tahu-ku.

"Alhamdullialah rezeki kita. Akhir bulan ada yang sedekah."

"Kan lumayan.” Arifah mengantongi recehan  kembalian.

Sejak malam itu mulailah saya jatuh cinta lalu mencintai dan setia hingga kini. Mencintai soto ayam maksudnya.

Mengapa soto ayam ?

Lepas kuliah, lidah saya terbiasa dengan soto ayam. Selera makan mencair dari rasa kuliner asli Kalimantan dan mulai menambahkan menu ke-jawa-jawaan dalam hidangan keluarga.

Karena ke-empat anak saya mondok di Jombang, setiap pulang ke Bontang soto ayam adalah andalan makan. Emak dan Anak sama-sama penikmat soto ayam.

Rating soto ayam dalam hidangan menyisihkan soto banjar sebagai basic tradisi keluarga.

Melihat kecenderungan Kami yang tinggi pada soto ayam lamongan, Abahnya menyindir “ Di rumah ini semua orang Jawa, Abah ajah Banjar. “Tentu saja gurauan yang tidak bikin kami melonggar menikmati soto ayam lamongan.

Emma Anak Saya bahkan menulis pada personal blog-nya kegemaran Ummi akan soto ayam.

“Ummi saya penyuka soto kelas berat, soto apa saja. paling kerap Beliau hidangkan adalah soto lamongan, soto kegemaran Saya dan Adik-Adik. Setiap menikmati soto, Ummi selalu menambahkan jeruk nipis dan sambel yang banyak dengan tidak melupakan kerupuk.

Soto adalah makanan yang Beliau cari saat sakit.

Soto, hidangan saat perayaan keluarga juga dalam  pertemuan sederhana.

Ummi begitu menyukai soto ayam. Soto surabaya dengan koya, soto blitar pakai santan dan soto betawi yang menambahkan emping belinjo. Saya tidak paham sedikitpun perbedaan antara satu soto dan soto lain." kata Emma.

“Kecuali soto banjar yang kaya rempah. Bagi saya soto lamongan dan soto surabaya sama saya. Namun Ummi saya kata berbeda." Demikian Emma memerikan kegemaran Saya menyantap soto.

Sebagai anak kandung suku Banjar, kurang adab rasanya jika mengabaikan soto banjar. Karena saya penyuka soto baik soto banjar dan soto ayam sama-sama nyam-nyam. Yummy.

Dalam hidangan hari biasa memang soto ayaom lebih di gemari namun bukan berarti soto banjar dihindari. Biasanya saya membuat soto banjar dalam perayaan khusus. Edisi spesial lebaran.



Tetangga komplek perumahan sampai hafal kebiasaan keluarga kami. Jika ingin soto banjar di hari fitri, datang saja ke rumah kami. Soto banjar dinikmati dengan ketupat (jika menggunakan nasi urang Banjar menyebut sop/nasi sop).

Berikut saya share resep membuat soto ayam (banjar) dan soto ayam (lamongan) ala dapur Bunda.




1. Soto ayam Banjar

Bahan :

ayam kampung dan telor ayam.

Ornamen atau bahan pendukung :
Soun putih, makaroni, irisan kubis, daun bawang, seledri, irisan wortel dan bawang goreng sebagai taburan. perkedil kentang Irisan jeruk nipis, kecap dan sambel.
Rempah :
Kayu manis, cengkih, kapulaga arab, kas-kas, kenari, bunga sisir, pala dan merica
Bumbu :
Bawang putih, bawang merah dan  jahe
Kuah pekat dan berwarna keruh didapatkan dari pergerakan kayu manis yang direbus lama atau bisa ditambahkan susu cair, susu beruang, telor kocok atau kentang yang dihaluskan (pilih salah satu. Kalau ibu saya selalu menambahkan susu beruang atau susu kental manis).

Cara masak :
Semua bahan disiapkan. Bumbu dan merica, pala dihaluskan. Tumis lalu masukkan ke dalam air mendidih. Rebus lama untuk mendapatkan perubahan warna (dari bening jadi pekat)



2. Soto ayam lamongan

Bahan :
 Ayam kampung dan telor ayam..

Ornamen atau bahan pendukung :
kentang goreng, Irisan tomat, kecambah, bawang prei dan daun seledri, kubis dan kerupuk udang.
Bumbu : bawang putih, bawang merah, jahe,kemiri, ketumbar (disangrai) kunyi (dibakar) daun jeruk, serai dan laos (dikeprok). Jeruk nipis dan sambel rawit yang dihaluskan.

Soto apapun selama tidak menggunakan santan adalah makanan berkuah segar yang pas di segala kesempatan. Soto sebagai makanan pembuka (apertizer) cocok. Makanan utama juga pas. Apa saja tentang soto bagi saya selalu istimewa. Sila coba resep ala keluarga saya dan tetaplah jatuh cinta.




Rabu, 08 Mei 2019

Resep Menu Sahur



"Puasa berat badan malah nambah! Waduuh-waduhh...Apa yang terjadi ?

***

“Bangun, bangun  ayo sahur, nanti kehabisan kue-nya.” kata Mama setiap kali membangunkan Adik-Adik untuk makan sahur.

Amparan tatak masih ada ?” kata Adik lelaki saya. Matanya kiyup-kiyup. Nyawanya belum genap terkumpul, jalannya juga sempoyongan.

Waktu kecil, setiap bangun sahur Adik lelaki saya selalu mencari kue talam (lebihan) ta’jil.
Itu dilakukannya saban sahur.

Dia pasti membuang selimut dan meloncat  dari tempat tidur saat mendengar ancaman Mama. Tujuan utama jalannya adalah meja makan. Meja makan terletak di ruang keluarga, menyatu dengan ruang makan. Di situ, terletak di bawah tudung saji itulah seperempat loyang amparan tatak ditinggalkan untuknya.

Adik saya mengutamakan  amparan tatak (kue talam/wadai basah, jajanan khas bangsa Banjar Kalimantan Selatan) sebagai makanan pembuka sahurnya.

Itu puluhan tahun di belakang. Masa kecil meninggalkan jejak kenangan berharga. Hingga kini Saya suka senyum ingat kelakuan si Adik lelaki.

Beda Adik lelaki dengan kelakuan Anak-Anak Saya.

Si Kembar memilih tidur lepas meneguk air putih. Baginya bulan Ramadhan tahun ini adalah kesempatan intan mendapatkan berat badan ideal.

Saat Saya tanya alasan puasa tanpa (makan) sahur :

“Di pondok juga begitu,”katanya damai.

Artinya selama 6 (enam) tahun mondok di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, si Kembar meniadakan agenda sahur dan bangun pagi jelang adzan subuh.

Dua Adik lelakinya sedikit agak mendingan, walaupun sama-sama mondok di Jombang enam tahun (menuntaskan pendidikan SMP dan SMA). Kedua anak lelaki saya masih menikmati sahur bersama kedua orang tua.

Membangunkan anak makan sahur, tantangan orang tua. Pengalaman Kami membangunkan anak lelaki relatif lebih mudah. Dua  bujang awal 20-an tahun itu dengan sekali-dua kali tepuk pantatnya— lalu saya keluar dan balik lagi menepuk pantatnya satu kali, sudah beranjak menjauhi tempat tidur. 

Kedatangan kedua kali Ummi-nya menjadi semacam alarm bahaya. Mungkin lantaran anak lelaki malas berurusan dengan Ibunya.

Balik ke menu sahur

Karbohidrat dari nasi adalah pilihan wajib makanan orang kita. Setiap buka puasa dan sahur, nasi putih andalan utama wajib ada. Lauk (olahan protein), sayur tersedia, akan tetapi jika tidak cukup waktu mengolah, maka... kerupuk, telor dadar dan kecap pun jadilah sudah. Eh nasi wajib ada.

Selain menu sahur sarat karbohidrat sederhana makanan rendah serat juga kaya lemak, minuman manis dengan tambahan gula yang banyak selalu hadir menutup acara makan sahur bersama. Seolah menegaskan gula amat dibutuhkan tubuh sebagai cadangan energi sepanjang hari.

Asupan gula, lemak, karbohidrat dari tepung-tepungan serta sulitnya mulut kita menyuap serat, perkara yang dituding meningkatkan berat badan. 

Berbuka dengan makanan manis, kue basah, nasi putih dan gorengan pemicu penambahan berat badan selama puasa. Itu yang pernah saya alami. Namun tahun ini akan disiasati.

Walaupun belum bisa meniadakan minyak dalam olahan makanan, paling tidak penggunaannya dibatasi secara signifikan. Saat puasa, deraan rasa haus akibat sisa minyak merepotkan tenggorokan. 

Air panas disebut cukup ampuh menggelontorkan sisa minyak berlebih, jadi jika menyesap teh panas manis, takaran gulanya sedikit dikurangi dari porsi biasa lalu basuh mulut dengan segelas air hangat tanpa perasa.

Varian menu sahur yang perlu ditambahkan adalah buah potong. Beli buah apa saja yang lagi murah. Potongan timun, semangka, belimbing atau jeruk manis. Mengunyah  buah sebelum makan membantu mengurangi porsi makan. Makan buah sebaiknya saat perut dalam keadaan kosong untuk memantapkan PH tubuh normal.

Selain buah, sayur dan air putih hangat, keluarga Kami mulai mengosongkan toples kerupuk dari meja makan.

Meski belum total menjalani pola hidup sehat, setidaknya menu sahur berikut akan sering ada di meja. 

Semua menu tanpa tambahan penyedap. Gurih didapat dari garam dan gula dalam takaran seimbang.

1.    Asem-asem ikan kakap


Bahan :
500 gram ikan kakap
5 butir bawang merah
3 butir bawang putih
1 lembar daun bawang
2 buah tomat sedang
3 buah cabe merah
2 buah cabe hijau
1 helai serai
2 cm kunyit
2 lembar daun jeruk.
Cara masak :
Semua bahan bumbu diiris lalu campur jadi satu. Masukkan dalam wajan, beri air secukupnya. Masak dalam keadaan wajan ditututp. Tunggu hingga matang setelah tercium aroma segar ikan.

2. Sop ikan Banjar

Bahan :
500 gram ikan gabus
2 siung bawang putih
1 buah wortel
1 buah kentang ukuran besar
2 lembar Daun bawang dan daun seledri
2 cm kayu manis
3 buah cengkih
1  sdt merica bubuk
Cara masak :
Didihkan 550 cc air lalu masukkan semua bahan. Masak hingga matang.

3.  Pepes ikan patin

Bahan :
500 gram ikan patin
Daun pisang dan lidi untuk bungkus
Bumbu : kemiri, bawang merah, kunyit, laos dan serai. Haluskan.
Lalu campur dengan irisan tomat, kemangi dan potongan cabe rawit.
Kukus 15 menit.

4. Udang asem mamis

Bahan :
500  gram ukuran sedang/besar
sdm kecap manis. 
2 sdm saos tomat botolan. 
1 sdt saos tiram. 
1 sdt merica bubuk. 
1 sdt raja rasa. 
1 cm jahe. 
2 siung bawang putih. 
2 sdm minyak untuk menumis.

Lumuri ikan dengan jeruk nipis, diamkan lalu tumis semua bahan, masukkan ikan aduk rata tunggu hingga matang. Beri tambahan kacang buncis dan wortel rebus. Taburi bawang merah goreng.



5. Misoa tahu kukus.

Bahan dan cara membuat
100 gram misoa. 
5 buah tahu putih. 
1. Buah wortel ukuran sedang 
2 lembar daun seledri.
2 siung bawang putih. 
50 gram udang kupas. 
1 sdm tepung. 
1 biji telor ayam
7 butir telor puyuh

Cara masak :
Haluskan tahu lalu campur dengan semua bahan. Tata dalam loyang yang telah dilapisi plastik. Masukkan ke dalam panci. Kukus hingga matang.

***
Anda mungkin punya menu sahur beda. Apapun menu-nya, makan sahur bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah.

Selamat ibadah sahur. Saat puasa bersahurlah walau  sebiji kurma dan seteguk air putih.