#Tulisan Riffat tentang saya.
ibu saya suka sekali membaca, oh iya beliau juga suka sekali menulis. beliau selalu cerdik dalam mengolah makanan. ibu saya adalah ibu yang tegas. beliau tidak pernah membentak, tapi beliau sangat ketat soal reward and punishment. setiap saya melakukan kesalahan, pasti saya sudah salah tingkah, ibu saya hanya tersenyum dan berkata "kakak tau salah kakak apa ?" dan saya jawab apa bentuk kesalahan yang saya lakukan, alih alih memarahi, beliau malah membantu saya mencari solusi untuk mengatasi kesalaha yang sudah saya perbuat.
ibu saya sangat cerdas, pengetahuan beliau luas karena seringnya beliau membaca. namun, satu hal yang saya mengangguk hormat pada ibu saya karena beliau dengan tidak gengsi berkata "umi nggak tau kak soal itu, nanti kita coba cari jawabannya bareng bareng" ketika saya menanyakan pertanyaan yang beliau tidak tau jawabannya.
ibu saya suka sekali nonton drama korea, (begitu juga saya). kata beliau, masyarakat korea itu penuh totalitas. kelihatan dari cara para pemain film drama tersebut menunjukkan ekpresi mereka lewat bahasa tubuh.
ibu saya suka sekali makan soto, beliau sangat bisa membedakan mana soto surabaya, mana soto blitar, dan mana soto lamongan. (yang menurut saya semuanya sama) beliau selalu makan sotonya dengan jeruk nipis plus sambal yang banyak.
ibu saya adalah orang pertama yang mengajarkan saya bagaimana menggunakan sumpit yang baik dan benar, beliau yang mengenalkan saya pada dim sum, sushi, shabu - shabu, sashimi, nasi kebuli dan nasi briyani.
beliau juga yang mengajarkan saya bagaimana menggunakan pisau dan garpu secara anggun. dan beliau juga yang mengajarkan saya bagaimana etika makan di jamuan buffet.
ibu sangat selektif dalam pemilihan buku buku yang saya baca, seingat saya . saya tidak pernah membaca cerita si kancil selama di rumah, yang saya baca adalah buku serial lima sekawan dan biografi tokoh tokoh dunia. serial si kancil baru saya ketahui ketika saya di SD.
sebagai anak rantau, setiap pulang ke Bontang, ibu saya selalu mebuat empek-empek berkilo kilo (yang stocknya mengalahkan orang jualan) kemudian membekukan di kulkas untuk kami (anak-anak beliau) goreng kapanpun kita mau.
beliau juga sering membuatkan abon untuk kami sebelum saya dan adik adik balik (kalo saya balik ke surabaya) sebagai teman makan nasi karena kamu semua tergolong susah makan.
ibu saya begitu luar biasa, beliau tau mulai dari addendum kontrak pekerjaan pemancangan jembatan sampai cara mengolah daging yang benar. beliau tau mulai dari psikologi para psikopat sampai bagaimana cara membuat donat kentang yang enak.
ibu saya adalah seorang pecinta kebersihan dan kerapian garis keras. satu saja barang di rumah tidak ditaruh pada tempatnya beliau langsung mencari pelaku (yang kemungkinan besar adalah penghuni rumah) dan menceramahi kami tentang pentingnya tanggung jawab pada hal hal kecil yang remeh.
beliau..... begitu luar biasa.
dari beliau, saya belajar tentang Tuhan yang maha bercanda.
______________________________________________________________________
saya pernah menulis untuk ibu saya di sini dan di sini. beberapa hari yang lalu ibu saya mengunjungi saya ke Surabaya dan kemudian kemarin beliau balik ke Bontang. ibu saya menyampaikan banyak hal pada saya, saya memang tidak bercerita secara gamblang tapi naluri seorang ibu menuntun beliau mengatakan hal hal berikut :
1. kalau saja umi dulu menyerah memperjuangkan cinta sejati dengan abahmu. mungkin sekarang tidak ada kamu di hadapan umi dan umi akan patah hati dan tidak akan menikah sampai mati. perjuangan cinta sejati tidak pernah mudah. tapi yang pasti, selalu ada pertolongan tuhan bagi mereka yang tulus mencintai.
2. kadang umi sebagai orang tua harus menyamakan persepsi dengan anak. anak sudah menunjukkan bakti semampunya pada orang tua, namun terkadang kami orang tua yang selalu menuntut bakti anak sehingga sering terjadi konflik.
3. teruslah untuk menulis, karena kita hidup untuk menulis.
4. jangan sakit, dan jangan masuk rumah sakit karena kamu mau ujian
5. jangan kalah sama tugas kuliah, tugas dirancang untuk bisa kamu kerjakan dengan baik.
saya yang mewarisi gengsi setebal balok es jelas aja cengar cengir dibilangin kayak gitu sama umi saya
setelah umi saya balik ke Bontang, saya menangis tersedu sedu karena semua yang dikatakan oleh umi saya adalah solusi dari apa yang terjadi pada saya beberapa minggu terakhir. dan terang saja, satu hari sebelum postingan ini ditulis saya hampir masuk UGD karena sakit langganan karena stress yang mampir di tubuh saja. kalau saja umi saya tidak mewanti wanti saya untuk tidak sakit, mungkin saat ini saya sudah terbaring opname di rumah sakit langganan.
ada hal hal yang terjadi antara ibu dan anak yang sangat tidak masuk akal namun nyata adanya. ibu saya bukan dokter, bukan pula peramal. beliau adalah perempuan luar biasa yang mempertaruhkan setengah nyawanya demi lahirnya saya ke dunia. beliau pula orang yang paling tulus mendoakan kesuksesan saya.
seperti sabda Rasulullah yang menyebut ibu tiga kali kemudian ayah. ibu yang memiliki hak mutlak atas hidup saya dengan pelajaran tentang bertahan hidup yang ayah saya ajarkan.
Surabaya, 21 Mei 2015
Rifa Akhsan
Selamat Hari Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar