INI KEBIASAAN YANG DITULARKAN IBU SAYA.
Waktu anak-anak masih kecil. Saya termasuk Ibu berisik dan kurang sabar. Sering sekali saya menggigit bibir bagian bawah untuk menenangkan diri.
Malam hari, kebiasaan saya mendongeng, pengantar cerita jelang tidur. Saya pandangi wajah mereka satu persatu.
"Ummi ridho untuk kamu anakku." Batinku.
Wajah polos anakku menyentuh sisi rasa haru. Iba selalu jatuh setiap akan mematikan lampu dan menutup pintu kamar mereka. Saya meminta ampun kepada Allah atas keterbatasan mengendalikan emosi jiwa. Saya tiupkan surah Al-Fatihah ke wajah mungil dan mengusapkan bacaan sholawat diawal rehat si buah hati.
Pagi hari, saat membangunkan mereka untuk sholat subuh (saya sudah bangun 1 jam sebelumnya) saya berdoa, memohon kekuatan membimbing amanah ilahi ini.
Selebihnya tiap habis wudhu, tangan saya yang masih basah air wudhu dan doa, pasti mampir di wajah ke-empatnya.
Saya pikir, Kawan...
Anda, pasti lebih hebat pengalaman beragamanya. Semua kebiasaan diatas, hingga saat ini masih saya lakukan, jika mereka kebetulan ada di rumah.
Anda, pasti lebih hebat pengalaman beragamanya. Semua kebiasaan diatas, hingga saat ini masih saya lakukan, jika mereka kebetulan ada di rumah.
Semoga lebih banyak lagi Ibu yang peduli Pengamalan Keagamaan tidak langsung, yang dapat menyuburkan potensi ilahiyah dlm diri anak kita.
Betapa terberkatinya hidup ini, karena ke-empatnya, saya dipanggil "Ummi" oleh Faizah, Fatima, Fuad dan Farhan.
Saya pernah diberitahu.
Sedihlah jika anak menolak minum lebihnya air putih/teh dari gelas Ibunya.
Hendaknya kamu berusaha menundukkan ego anak untuk mendidiknya patuh. Caranya minumkan air cucian kaki lepas wudhumu di malam/hari Jum'at.
Untuk kasus pertama, saya sering mengerjakannya. Sementara minum air cucian kaki Ibu, Saya menyesal belum berkesempatan, karena Ibu telah tiada.
Ketika ini diuji coba ke anak-anak.
Farhan si bungsu.
"Dek...ini minum Umi, Adek mau, ya!?"
Lalu terdengar "glek glek dari " kerongkonganya.
Dibagian ini saya lega.
"Ummi." Kata si bungsu, menyurungkan gelas ke arahku.
"Lagiii..."
Farhan si bungsu.
"Dek...ini minum Umi, Adek mau, ya!?"
Lalu terdengar "glek glek dari " kerongkonganya.
Dibagian ini saya lega.
"Ummi." Kata si bungsu, menyurungkan gelas ke arahku.
"Lagiii..."
Pada Kamis, Jelang maghrib.
" Umi, kapan Umi wudhu?" Kata si kembar.
"Kenapa?" Kata saya memutar kran air yang terletak di sisi tangga bawah balkon lantai II, bersiap wudhu untuk maghriban
"Kita mau minum air cucian kaki Umi dan menyisakannya untuk Dek Fuad nanti setiba di Surabaya." Kata salah satunya memegang baskom.
" Umi, kapan Umi wudhu?" Kata si kembar.
"Kenapa?" Kata saya memutar kran air yang terletak di sisi tangga bawah balkon lantai II, bersiap wudhu untuk maghriban
"Kita mau minum air cucian kaki Umi dan menyisakannya untuk Dek Fuad nanti setiba di Surabaya." Kata salah satunya memegang baskom.
Saya?
Speachless.
Speachless.
Moral cerita : Niat baik pasti dibalas baik.
Sebaik-baik peninggalan yang diwariskan orang tua kepada anak adalah pendidikan akhlak
Sebaik-baik peninggalan yang diwariskan orang tua kepada anak adalah pendidikan akhlak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar